Prabu Siliwangi Turun Gunung

Tahun 2010 adalah tahun yang unik dan lain daripada yang lain. Mengapa ? Karena pada tahun inilah Tahun Baru Islam dan Maulid Nabinya tepat jatuh pada hari Jumat Kliwon. Menurut kepercayaan sebagian besar masyarakat Sunda, jumat kliwon dianggap sebagai hari yang penuh arti karena pada malam jumat kliwon itulah para karuhun (leluhur), malaikat dan makhluk-makhluk gaib diijinkan oleh Allah SWT untuk turun ke bumi. Untuk itulah mengapa setiap malam jumat kliwon diadakan acara tawasulan atau acara mendoakan para karuhun dan memohon kepada Allah memberikan rahmatNya dalam bentuk apapun.

Latihan Memainkan Kecapi Menjelang Ngebumbang (dokumen pribadi)

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya Padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran menggelar banyak acara dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Bagi keturunan Kusumah (Sumedang Larang), acara Maulid Nabi jatuh pada tanggal 14 Rabiul Awal. Karena bersamaan dengan Jumat Kliwon maka acaranya sudah dimulai sejak malam jumat kliwon.

Pada malam berikutnya (malam sabtu), diadakan acara ngebumbang dengan diiringi alunan musik kecapi atau dikenal dengan membuka sejarah dan ilmu Nabi Muhammad SAW dan para karuhun kepada para masyarakat yang datang ke Padepokan. Buka sejarah dan ilmu tersebut disampaikan oleh kakek buyut (Uyut) Ohan Wijaya Kusumah selaku Sesepuh Padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran. Kami tidak tidur sampai subuh karena inilah momen yang tidak boleh dilepaskan dan banyak ilmu serta pengalaman Uyut yang sangat bermanfaat bagi diri kami.

Acara Ngebumbang (foto pribadi)
Beberapa orang yang masih melek mendengarkan petuah Uyut pada acara ngebumbang (foto pribadi)

Keesokan paginya acara dilanjutkan dengan melakukan ziarah ke makam Eyang Krincing Wesi yang merupakan salah satu patih kerajaan Galeuh Pakuan Pajajaran. Karena cuaca tidak yang diikuti dengan hujan deras, rencana melakukan ziarah ke Eyang Jangkung dan Eyang Wali Syekh Jafar Sidiq di gunung Masigit dibatalkan sehingga kami hanya ziarah ke Eyang Krincing Wesi di wilayah gunung Simpay saja.

Tampak jalan basah diguyur oleh hujan deras sebelum berangkat ziarah
Lokasi makam/petilasan Eyang Jangkung yang terhalang penglihatannya oleh kabut pada saat turun hujan (foto pribadi)

Pada malam minggunya, kami mengadakan tawasulan dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membacakan doa dan Al Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para wali, alim ulama, karuhun sampai kepada orang tua kandung kami yang telah meninggal dunia.

Acara Tawasulan dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 H (foto pribadi)
Kang Tajudin membuka acara tawasulan dengan memberikan keterangan yang detil tentang makna Maulid Nabi SAW dalam perspektif budaya Sunda (foto pribadi)

Seperti biasanya, acara dimulai pada pukul 21.30 dan berakhir pada pukul 00.00 WIB. Selanjutnya dilakukan acara ritual membersihkan diri dengan menggunakan air yang berasal dari mata air keramat sehingga diharapkan tubuh kami menjadi bersih dan mengurangi kotoran-kotoran yang melekat di tubuh dan hati kami.

(bersambung)

11 respons untuk ‘Prabu Siliwangi Turun Gunung

  1. Bagaimana saya bisa bersilaturahmi dgn uyut Ohan wijaya ? dimana alamat lengkapnya dan kepada siapa saya bisa ketemu terlebih dahulu ..terimakasih banyak

    1. Langsung saja datang ke Padepokan Galeuh Pakuan Pajajaran, kampung Cibubut Desa Jaya Mekar Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang, Bilang saja dari cechgentong mau ketemu Uyut Ohan Wijaya Kusumah. Terima kasih n ditunggu kedatangannya

    1. saya kurang paham tentang hal itu. yang saya tahu syekh gentong itu jelmaan dari perahu hehehe sama dengan syekh lemahabang dan syekh siti jenar. eyang sukma nur rasa itu makamnya ada dimana-mana tapi masih satu orang juga yaitu prabu tajimalela.

      1. sy faham kalo orangnya memang satu, kalo boleh tahu uyut itu sekrang masih hidup kan? kalo masih saya mau berguru boleh gak? trus syaratnya apa?

      2. Uyut saya sudah meninggal tahun lalu… kalau ama beliau tidak ada syarat atau guru2an. yang diajarkan beliau adalah Iqra alias Membaca. setiap perjalanan atau peristiwa secara tidak langsung beliau mengajarkan sesuatu terutama tentang diri dan kehidupan. tapi kata kuncinya adalah IQRA… terima kasih mas

  2. oh ma’af sy tidak tahu, turut brduka cita ya…, yang saya maksud uyut ohan wijaya kusuma pimpinan padepokan galeuh pakuan pajajaran yang ada disumedang, uyutnya chech gentong masih hidup atau sudah meninggal?

Tinggalkan Balasan ke ruddabby Batalkan balasan