Apakah Ini Berita Baik Bagi Pencandu Alkohol ?

Bagi para pemabuk kelas berat, hasil penelitian ini merupakan berita yang mengembirakan. Telah ditemukan  zat alami yang dapat  membuat mereka tetap sadar tidak peduli berapa banyak minuman beralkohol yang telah dikonsumsi, menetralkan mabuk dan pada akhirnya dapat  memutus siklus kecanduan alkohol.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kecanduan alkohol merupakan masalah global karena telah menewaskan sekitar 2,5 juta orang per tahun di seluruh dunia. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari cara atau obat yang dapat menghentikan kecanduan alkohol atau setidaknya mengurangi konsumsi minuman beralkohol tetapi belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Apakah ekstrak dari berbagai varietas asli tanaman kismis oriental Cina (Hovenia dulcis) adalah jawabannya ?  Ekstrak  tanaman tersebut telah digunakan oleh bangsa Cina selama 500 tahun untuk mengobati orang-orang mabuk. Sekarang komponen ekstrak tanaman tersebut yang disebut Dihydromyricetin (DHM) telah membuktikan keampuhannya sebagai pencegah keracunan (intoxication blocker) dalam serangkaian percobaan yang dilakukan pada beberapa tikus. DHM bekerja untuk mencegah alkohol yang memberikan efek memabukan pada otak tetapi larut dan tersimpan lama dalam darah.

Hovenia dulcis (http://eol.org/data_objects/5880192)
Hovenia dulcis (http://eol.org/data_objects/5880193)

Farmakolog Jing Liang dari University of California, Los Angeles, ketua tim peneliti mengatakan DHM segera akan diuji cobakan kepada manusia terutama pemabuk berat. DHM akan mengurangi tingkat memabukkan dari sejumlah alkohol yang diminum dan secara pasti akan mengurangi gejala mabuk. Pada waktunya, DHM dapat mengurangi keinginan mereka untuk mengkonsumsi alkohol.

Pada percobaan terhadap tikus dilakukan beberapa perlakuan. Para peneliti menyuntikan tikus dengan sejumlah dosis alkohol yang  proposional dengan besaran alkohol  memabukkan yang biasa dikonsumsi oleh sekitar 15-20 bir dalam waktu 2 jam. Pada tikus, waktu yang dianggap memabukkan rata-rata 70 menit. Namun, ketika beberapa tikus dalam kondisi mabuk disuntikkan 1 miligram DHM per kilogram berat badan tikus maka dalam waktu 5 menit  tikus-tikus tersebut pulih kesadarannya. Sedangkan beberapa tikus tanpa perlakuan DHM mengalami mabuk berat dan meringkuk jauh di sudut labirin.

Semua manfaat dari DHM hilang seketika ketika Liang juga memberikan obat flumazenil terhadap tikus. Obat flumazenil berfungsi memblokir reseptor di otak untuk suatu neurotransmitter yang disebut Gamma Aminobutyric Acid (GABA). Hal ini membuktikan bahwa DHM bekerja dengan menghentikan alkohol dari mengakses reseptor yang sama. Ternyata DHM membuat tikus tetap siuman walaupun mereka memiliki sejumlah besar alkohol dalam darahnya.

Namun hasil penelitian ini tidak lepas dari kritikan sejumlah ahli alkohol. Mereka kuatir bahwa ketersediaan “pil ketenangan” seperti DHM justru mendorong orang untuk lebih mengkonsumsi minuman keras. Markus Heilig, direktur klinis  US National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism di Bethesda, Maryland, mengatakan bahwa Roche telah lama meninggalkan pengembangan senyawa serupa yang disebut Ro15-4513. Ro15-4513 menyebabkan efek samping yang serius seperti kecemasan dan kejang-kejang. Tetapi Liang mengatakan tidak ada tanda bahwa DHM membawa efek samping yang serupa.

Jurnal referensi: The Journal of Neuroscience, DOI: 10.1523/jneurosci.4639-11.2012