Kisah Prabu Munding Wangi

Lambang Penyatuan Pajajaran (dilambangkan dengan sosok macan) dan Galeuh Pakuan (sosok naga) sehingga menjadi Kerajaan Galeuh Pakuan Pajajaran (dok. Cech)

Sudah cukup lama saya tidak menulis tentang sejarah Sunda terutama sejarah Kerajaan Pajajaran. Dalam rangka menumbuh kembangkan budaya tutur tinular yang merupakan warisan budaya nenek moyang (karuhun) maka sore ini saya menuliskan kembali bagian terkecil dari sejarah Kerajaan Pajajaran. Sejarah yang ingin saya tuliskan berkisah tentang salah satu Raja di salah satu kerajaan Pajajaran yaitu Prabu Munding Wangi (Prabu Siliwangi ke-6).

Mungkin banyak orang yang baru mengenal dan mendengar nama Prabu Munding Wangi. Perlu diketahui Prabu Munding Wangi ini adalah bapak dari Prabu Kian Santang yang terkenal itu. Prabu Munding Wangilah yang mengakhiri kerajaran Pajajaran. Kemudian Prabu Munding Wangi mengeluarkan wasiat yang sangat terkenal yaitu Uga Wangsit Siliwangi. Penghilangan kerajaan Pajajaran terjadi setelah Prabu Munding Wangi menyerahkan seluruh kerajaan Pajajaran termasuk isteri, rakyat dan 4 orang patihnya yang terkenal yaitu Sanghyang Hawu, Sanghyang Konang Hapa, Batara Nanggana, dan Batara Cengkar Buana kepada Prabu Geusan Ulun, Raja Sumedang Larang. Sejak saat itu nama kerajaannya menjadi Kerajaan Galeuh Pakuan Pajajaran dan selanjutnya menjadi Kerajaan Sumedang Larang.

Sebagai raja yang beragama Hindu, mungkin bagi banyak orang dikatakan aneh. Anehnya ? Beliau menyerahkan kekuasaan Kerajaan Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun dengan satu syarat yaitu seluruh rakyat Pajajaran dan Sumedang Larang termasuk 4 orang patihnya diharuskan masuk Islam. Nah sejak menjadi kerajaan Islam itulah keempat patihnya berubah nama menjadi Patih Jaya Perkasa, Konang Hapa (Mbah Jenggot), Nanggana dan Terong Peot.

Ketika ditanya oleh Prabu Geusan Ulun, mengapa syaratnya masuk Islam sedangkan Prabu Munding Wangi sendiri tetap menganut agama Hindu yang kemudian menghilang (konon ngahyang alias menghilang entah kemana). Jawaban beliau sungguh mengesankan yaitu

” Aku telah mengetahui akan datangnya ajaran penyempurna dai Sanghyang Wenang maka itu aku menginginkan anak cucuku menjadi manusia yang sempurna dan kelak menjadi penghuni surga nomor utama (Nirwana dalam Hindu). Ingat Geusan Ulun, ibarat awal mula air. Dari mata air mengalir ke sungai kecil, menjadi sungai besar, bermuara ke laut dan air di laut mengalami proses kondensasi menjadi hujan di gunung sehingga menjadi mata air. Jadi awal dan akhirnya jelas. Semuanya kuserahkan kepada anak cucuku untuk memilih. Mana yang terbaik dan diyakini oleh mereka. “

Luar biasa sekali dengan ucapan Prabu Munding Wangi. Mungkin sudah jarang kita melihat kejadian tersebut. Keikhlasan memberi tanpa mengharapkan apa-apa sekalipun pertaruhannya adalah harta, tahta dan wanita. Disitulah makna keadilan sebenarnya dan sesuai dengan yang dikatakan oleh Nabi Musa AS dalam mengartikan adil yaitu bersedia menderita demi kebahagiaan orang lain.

Singkat cerita, pada sekitar abad ke-14 ada sebuah kerajaan yang masih bagian dari kerajaan Pajajaran yaitu Kerajaan Gerbah Labuan. Pada saat itu kerajaan Gerbah Labuan dipimpin oleh seorang Raja sekaligus pendeta bernama Prabu Batara Anggara. Prabu Batara Anggara hanya mempunyai satu orang anak yaitu Pangeran Munding Wangi. Pada saat menjelang ajalnya Prabu Batara Anggara mengamanatkan kepada Patihnya yang masih adik kandungnya sendiri yaitu Patih Gerbah Menak dihadapan seluruh keluarga kerajaan. Apabila Prabu Batara Anggara mangkat maka kerajaan Gerbah Labuan diwariskan dan dikuasakan kepada anak tunggalnya yaitu Pangeran Munding Wangi.

Tepat mangkatnya Prabu Batara Anggara, Pangeran Munding Wangi masih berumur 9 tahun. Sesuai dengan amanat Prabu Batara Anggara maka kekuasaan kerajaan jatuh kepada anak tunggalnya. Karena masih anak-anak maka untuk sementara Pangeran Munding Wangi didampingi oleh pamannya sendiri., Patih Gerbah Menak.

Amanah tinggallah amanah. Memang sudah watak manusia yang selalu diselimuti oleh keserakahan. Rupanya Patih Gerbah Menak tergiur juga untuk menguasai kerajaan Gerbah Menak. Caranya adalah menyingkirkan Pangeran Munding Wangi dari tampuk kekuasaan. Karena masih keponakan sendiri, Patih Gerbah Menak tidak melakukan aksi pembunuhan kepada Pangeran Munding Wangi tapi dengan trik yang bisa dikatakan halus sekali.

Triknya adalah memberikan informasi yang salah yaitu untuk menjadi Raja maka Pangeran Munding Wangi harus melakukan satu acara ritual yaitu mandi 100- macam rempah-rempah. Dikatakan oleh Patih Gerbah Menak kalau acara ritual ini dilakukan agar Pangeran Munding wangi menjadi Raja yang sakti mandraguna dan dianggap sebagai utusan dewa. Karena masih usia kanak-kanak, Pangeran Munding Wangi mengiyakan apa yang dikatakan oleh pamannya sendiri. Kemudian acara ritual mandi di air kolam yang telah diisi oleh 1000 jenis rempah-rempah tepat jam 12 malam purnama.

Apa yang terjadi ? Betapa kagetnya Pangeran Munding Wangi melihat sekujur tubuhnya berubah menjadi hitam seperti orang kulit hitam setalah selesai mandi. Semua orang yang menyaksikan terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi. Karena tubuhnya yang berwarna hitam pekat maka Pangeran Munding Wangi merasa malu dan tidak mau keluar dari kamarnya. Hal ini dimanfaatkan oleh Patih Gerbah Menak untuk menguasai kerajaan Gerbah Labuan. Lama kelamaan Pangeran Munding Wangi menjadi seorang penyendiri. Kadang-kadang pikirannya kalut dan bertingkah laku layaknya orang gila.

Keadaan Pangeran Munding Wangi yang jatuh mental dan pamornya maka dengan tangkasnya Patih Gerbah Menak menyarankan Pangeran Munding Wangi untuk menyingkir dahulu dari rakyat dan kerajaan Gerbah Labuan. Pangeran Munding Wangi mengikuti saran pamannya yaitu menyingkir dari kerajaan dan tinggal di hutan. Di hutan itulah tempat yang tepat bagi Pangeran Munding Wangi untuk mengobati kelainan kulit yang dideritanya. Dikatakan juga oleh pamannya, sebaiknya jangan kembali ke kerajaan sebelum kulit tubuhnya kembali normal dan diiming-imingi kalau Pangeran Munding Wangi akan sering dikunjungi oleh keluarga kerajaan.

Selanjutnya apakah yang terjadi dengan nasib Pangerang Munding Wangi ? Ternyata apa yang dikatakan pamannya hanyalah isapan jempol belaka. Sejak masuk hutan, Pangeran Munding Wangi dibiarkan hidup sengsara dan sendiri di tengah hutan yang angker dan dipenuhi oleh bintang buas. Tak ada seoranpun keluarga kerajaan yang datang mengujunginya karena dilarang oleh Patih Gerbah Menak. Tanpa terasa waktu terus berjalan hingga 10 tahun.

Tapi kembali lagi Sanghyang Wenang mempunyai rencana yang lain bagi nasib Pangeran Munding Wangi. Saat Pangeran Munding Wangi yang telah berusia dewasa tertidur di saung sederhananya, Pangeran Munding Wangi bermimpi didatangi oleh seorang pria tua seperti resi agar dia bersabar dan tabah dalam menjalani hidup. Yakin kepada diri sendiri, yakin kepada Sanghyang Tunggal dan ingat selalu amanah/nasehat orang tua. Kemudian Patih Munding Wangi diperintahkan untuk pergi ke arah timur. Begitu kagetnya Pangeran Munding Wangi ketika terbangun dari tidurnya. Percaya tidak percaya dengan mimpinya, Pangeran Munding Wangi memutuskan untuk mengikuti mimpinya.

Setelah berhari-hari berjalan, Pangeran Munding Wangi tiba di sebuah daerah yang ternyata masih bagian dari Kerajaan Pucuk Umum. Kerajaan Pucuk Umum juga masih bagian dari kerajaan Pajajaran. Kemudian Pangeran Munding Wangi bertemu dengan sepasang suami istri berusia lanjut. Ternyata mereka adalah abdi dalam kerajaan Pucuk Umum. Sang Suami bekerja sebagai penjada dan perawat kuda kerajaan. Melihat penampilan Pangeran Pucuk Umum yang menyedihkan hati maka sepasang suami istri tersebut mengajak Pangeran Munding Wangi untuk menetap di rumahnya. Kebetulan pasangan ini tidak dikarunia anak sehingga sejak saat itu Pangeran Munding Wangi diangkat menjadi anaknya.

Setiap hari Pangeran Munding Wangi membantu ayah angkatnya sebagai pemelihara dan perawat kandang dan kuda kerajaan. Karena sikapnya yang baik, rajin, tidak pernah mengeluh, pemberani, ilmu kanuragannya yang tinggi dan ringan tangan maka Pangeran Munding Wangi disukai banyak orang. Cuma sayangnya kulit Pangeran Munding Wangi hitam legam sehingga menjadi kendala bagi para wanita yang ingin mendekatinya. Kebersahajaan Pangeran Munding Wangi sempat didengar oleh anggota kerajaan dan menjadi topik pembicaraan sehingga Raja Pucuk Umum pun menjadi tertarik untuk menemuinya.

Akhirnya Raja Pucuk Umum memanggil secara pribadi Pangeran Munding Wangi di istananya.

” Wahai anak muda, kudengar kau sangat disukai oleh rakyatku. Siapakah gerangan dirimu ? “

” Ampun baginda, saya hanyalah manusia biasa dengan kondisi tubuhku yang hitam legam. Aku datang dari negeri yang jauh sekali dan diangkat anak oleh sepasang suami istri tua yang telah mengabdi kepada Baginda bertahun-tahun. “

” Ohh begitu. Kalau kulihat dari penampilanmu. Memang rupa dan kulit tubuhmu sangatlah menyeramkan. Tetapi sesungguhnya kau orang baik. Siapakah namamu sebenarnya ? “

” Namaku Munding Wangi, Baginda “

Selanjutnya terjadilah pembicaraan yang panjang diantara keduanya.Tanpa diketahui oleh keduanya, ternyata Puteri Raja Pucuk Umum bernama Intan Dewata mengikuti pembicaraan tersebut. Dengan memperhatikan secara teliti sosok Pangeran Munding Wangi, Puteri Intan Dewata merasakan aura aneh dan luar biasa efeknya dari seorang Munding Wangi. Sejak saat itu Puteri Intan Dewata seringkali pergi ke istal kerajaan walau hanya sekedar melihat Pangeran Munding Wangi.

Akhirnya Puteri Intan Dewata tidak kuasa juga menahan keingintahuannya. Pada suatu hari Puteri Intan Dewata menghampiri Pangeran Munding Wangi. Dengan sedikit malu dan takut, Puteri Intan Dewata mengajukan banyak pertanyaan kepada Pangeran Munding Wangi. Karena tutur katanya yang sopan santun dan lembut di dengar maka tanpa terasa timbullah rasa suka Puteri Intan Dewata kepada Pangeran Munding Wangi.

Kemudian Puteri Intan Dewata mencurahkan perasaannya kepada Pangeran Munding Wangi.

” Hai Puteri Intan Dewata, apakah puteri tidak merasa malu berdekatan denganku ” Tanya Pangeran Munding Wangi.

” Mengapa harus malu ? Apakah ada yang salah bila aku mendekatimu ? “

” Kau tahu sendiri, bagaimana nanti orang-orang bicara ? Aku ini hanyalah pemuda biasa buruk rupa dan kulitku hitam. Berbeda dengan kebanyakan orang. “

” Kau salah Munding Wangi. Aku tidak melihat penampilan luarmu. Tapi aku melihat sesuatu yang luar biasa dari dirimu. Aura terang benderang yang hanya dimiliki oleh keturunan tetesan Wisnu. “

” hahahaha Puteri membuatku tertawa. Lupakan saja “

” Tidak, aku tidak mau. Aku meyakini kalau kau memang diutus oleh Sanghyang Wenang untuk mengisi relung hatiku “

” Hahahaha Puteri makin membuatku tertawa terbahak-bahak “

” Terserahlah kepadamu, Munding Wangi “

” Terus apa yang akan kau lakukan ? “

” Aku akan tetap mencintaimu karena aku yakin kaulah pria impianku. Munding Wangi, apakah kau tidak suka padaku ? “

Pangeran Munding Wangi langsung terdiam. Sebenarnya Pangeran Munding Wangi jatuh hati kepada Puteri Intan Dewata tapi Pangeran Munding Wangi merasa Puteri Intan Dewata tidak mungkin mencintainya. Akhirnya Pangeran Munding Wangi secara jujur menyatakan cintanya kepada Puteri Intan Dewata.

Bagaimana denga Raja Pucuk Umum setelah mengetahui Puteri satu-satunya menyukai pria buruk rupa dengan kulit hitam legam. Sebelum Raja Pucuk Umum mengetahui kabar tersebut dari pihak ketiga maka Puteri Intan Dewata menemui Raja dan mengatakan secara terus terang kalau Puteri Intan Dewata sangat mencintai Pangeran Munding Wangi. Diceritakan lah semua alasannya seperti mimpinya bertemu seorang pangeran tampan dengan ciri yang mirip dengan Pangeran Munding Wangi. Puteri Intan Dewata siap menerima resikonya. Tanpa diduga Puteri Intan Dewata mengatakan kalau Pangeran Munding Wangi akan berubah menjadi wujud aslinya tepat malam bulan purnama. Raja Pucuk Umum tidak bisa berbuat apa-apa karena rasa sayangnya yang teramat sangat kepada puteri satu-satunya tersebut.

Tepat malam bulan purnama, saat itu Pangeran Munding Wangi merasa gerah dan mandi di kolam dekat kandang kuda. Pangeran Munding Wangi tidak menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya setelah mandi. Tepat bulan purnama dimana posisi bulan tegak lurus dengan bumi, betapa Pangeran Munding Wangi merasa kaget saat melihat wajahnya di air kolam. Bak melihat cermin kaca, yang biasanya Pangeran Munding Wangi tidak melihat wajahnya di air maka pada malam itu Pangeran Munding Wangi melihat wajahnya dengan jelas. Betapa gembiranya Pangeran Munding Wangi menyambut perubahan fisik yang ada pada dirinya.

Berita perubahan fisik Pangeran Munding Wangi, akhirnya terdengar di telinga kerajaan. Raja Pucuk Umum sempat kaget dan terkagum-kagum saat bertemu Pangerang Munding Wangi, Wujud pria tampan, berkulit putih mulus tanpa cacat dan tampak sekali pancaran aura di wajahnya. Raja langsung memanggil Puterinya yang sejak awal meyakini adanya perubahan pada Pangeran Munding Wangi. Raja Pucuk Umum mengucapkan permohonan maafnya karena tidak mempercayai omongan puterinya sendiri. Ternyata keyakinan puterinya tidak meleset dan benar adanya pilihan hidup bagi puterinya tersebut.

Singkat cerita, akhirnya Puteri Intan Dewata menikah dengan Pangeran Munding Wangi. Pangeran Munding Wangipun menceritakan siapa dirinya kepada Raja dan Isterinya. Ternyata memang tidak salah pilihan Puteri Intan Dewata pikir Raja Pucuk Umum kalau Pangeran Munding Wangi masih keturunan bangsawan. Setelah mendengar secara detil cerita Pangeran Munding Wangi maka Raja memanggil seluruh perangkat kerajaannya. Raja memutuskan untuk melakukan penyerangan ke kerajaan Gerbah Labuan. Ini dilakukan untuk mengembalikan kembali hak Pangeran Munding Wangi. Pangeran Munding Wangilah yang sebenarnya Raja Gerbah Labuan.

Dalam waktu yang tidak lama, akhirnya Kerajaan Gerbah Labuan berhasil ditaklukkan dan Pangeran Munding Wangi dikembalikan posisinya sebagai Raja Gerbah Labuan. Sementara Patih Gerbah Menak ditangkap dan dihukum mati. Sejak itulah Pangeran Munding Wangi menjadi Prabu Munding Wangi dengan permaisurinya, Ratu Intan Dewata.

Begitulah kisah Prabu Munding Wangi yang diceritakan berdasarkan tutur tinular dari Uyut saya. Mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya. Renungkanlah.

SAMPURASUN RAMPES

40 respons untuk ‘Kisah Prabu Munding Wangi

    1. iya saya juga masih keturunan prabu munding kebo dongo dari eyang prabu kian bego cokor kebo disotoooo …oo

  1. Assalamualaikum Aa, boleh minta ijin share ke faceboook ? seneng bisa baca sejarah asal Sumedang Larang yg ternyata warisan dr Prabu Siliwangi. ….. ! Salam kenal yah A. “Susy Graage”.

      1. sebenarnya saya di beri tugas oleh salah satu keluarga saya..
        untuk mencari silsilah keturunan..
        saya sendiri salah satu dari keturunan raden somaredja atau pangeran sambri.. dari galeuh dan sekarangpun makam nya dekat halaman rumah saya alm kakek buyut saya sendiri secara garis kekeluargaan adalah keturunan dari prabu munding wangi..

        dalam sejarah alm kakek buyut (raden somaredja) di utus oleh kesultanan cirebon untuk mencari seorang syeh yang bernama Syekh Hasanudin.. (Panjang cerita) kakek buyut sy menemukan makan Syekh Hasanudin (syeh quro)..

        Kemudian tempat penemuan tersebut diberi tanda,dengan membawa Batu Jahul / Batu nisan dari Cirebon.. , lalu penandaan makam trsebut di perkuat oleh Sunan Khanoman Cirebon yaitu, Pangeran Haji Raja Adipati Jalaludin.
        dan surat pernyataan dari Putra Mahkota Pangeran Jayakarta Adiningrat XII..

        sebelum kakek buyut saya wafat (raden somaredja) Beliau memberikan pesan atau wasiat kepada turunanya,untuk melanjutkan melihara makam Syeh Quro dan Syeh Bentong.. dan sampai sekarang tempat keramat itu dipelihara dan dikelola oleh turunan Raden Somaredja..

        sampai sekarangpum masih aktif.. 🙂

        itu cerita singkatnya mas..

        point nya kan saya di beritugas mencari keturunan dari kakek buyut saya.. MASALAHNYA itu mas.. saya keteteran nyari info langsung ke sumber informannya.. mungkin mas bisa memberi saya sedikit informasi..

  2. boleh minta bantuannya kang, mungkin akang punya infonya nih, tentang sejarah pangeran langlang buana, anaknya prabu siliwangi?

    1. Eyang Lalang Buana tidak lain adalah prabu tajimalela yang mempunyai banyak nama dan suka melalangbuana menyebarkan agama Hindu dan ilmu… beliau itu “loncat sana loncat sini” dengan prinsip “berjalan dalam diam, berlari dalam tidur” alias ngakusumah dan nongol pada jaman tertentu dengan lakon yang berbeda… hanya ini yang dapat saya sampaikan. terima kasih

  3. trims ya kang, oh iya sy jg tertarik saat melihat sosok uyut ohan wijayakusuma, termasuk sejumlah benda yg dimiliki,nya yg berasal dr pajajaran bolehkah sy tahu siapa beliau dan apa kiprahnya di masyarakat, sy melihatnya penuh kharismatik dan berdaya linuwih,

    1. beliau sudah meninggal dunia tahun lalu (april 2011). kiprah beliau banyak sekali dan jarang dipublikasi. Terakhir beliau meninggalkan warisan berupa padepokan galeuh pakuan pajajaran. yang awal berdirinya untuk mengembalikan kembali budaya dan sejarah sunda yang benar…. Aktifitas yang dilakukan adalah tawasulan tiap jumat kliwon, suroan, maulud nabi dan lain2. tapi yang sering dilakukan adalah melakukan ziarah kubur ke makam2 para karuhun yang ada di Indonesia maupun luar.

  4. Hatur nuhun utk cerita’y.. Menambah wa2san saya sbg putra sunda .. Klo boleh nanya sbener’y raja terakhir padjajaran itu sebenar nya siapa, soalnya banyak versi yg m’nyebutkan b’beda2, ada yg bilang prabu siliwangi, ada yg bilang prabu raga mulya keturunan’y prbu siliwangi ..
    Hatur nuhun ..

  5. Tidak akan bosan apabila membahas tentang trah padjadjaran terutama Khanjeng prabu Munding Wangi, ingin rasanya bercengkrama dan berbagi cerita dengan sedulur para keturunan dan titisan beliau Khanjeng prabu munding wangi. Semoga ada titik terang untuk bisa berkumpul sehingga terjalin silih asah…silih asih…silih asuh….dan silih wangi.

  6. Salam kenal mas,,
    salam damai dr anak Bali,,

    Trmksh sudah mberi ksmptan utk bergbung,,bgt juga kpd tmen2 sunda smua,,salam kenal.

    Sdkit sja,sy ingin tahu tntang agama sunda wiwitan,
    ap agama ini sudah ad sejak kerajaan Siliwangi?
    Dan apkah sampai skrang masih ad?

    Trksh,,

    1. i ketut…iya betul orang sunda dari jaman siliwangi (bahkan sebelum siliwangi pun) rakyat pasundan menganut agama sunda wiwitan (sanghiyang/ sang rumuhun) adapun seperti hindu budha hanya di anut oleh kalangn kerajaan / pembesar sedangkan masyarakat hanya sebagian kecil yg menganut hindu budha, makanya di pasundan jarang sekali di temukan candi candi. sehingga bandung juga nama lainnya parahiyangan/ para sanghiyang. sampai sekarang masih ada contoh seperti di baduy (banten)

  7. assalamualaikum
    wawaw menarik bangat ya…
    banyak manfaat yg terkandung dlm cerita ini,
    betapa mudah jaman sekarng ini.mencari2 suatu keturunan / hak begitu mudah hnya diam duduk santai semua terjangkau. tapi apakah itu semua benar2 hakikih adanya…???
    kalian keturunan para bangsawan. maffkan saya karna saya hanya keturunan si hina dina..

    wasalam..

  8. Maaf antara Eyang Munding Wangi dengan Prabu Siliwangi itu berbeda. Prabu Siliwangi (SBM atau Romonya Prabu Kian Santang) sering disebut Eyang Munding Wangi krn Eyang Munding Wangi gurunya n sangat dekat dengan beliau shg setelah mangkat (th 1300an), SBM disebut juga Prabu Munding Wangi. Eyang Munding Wangi adalah gurunya para nalendro di tanah Jawa-Bali. Eyang Munding Wangi sangat sabar, rendah hati, jujur dan berbagi ilmu kepada setiap orang.

      1. ada yang bisa jabarkan ini: mohon wejangannya
        1. mundingwangi memang diyakini adalah jayadewata/pamanah rasa/sribaduga maharaja siliwangi namun yang mengarang uga siliwangi adalah siliwangi 8/suryakencana saat beliau mau ngahyang dengan kerajaannya di gng pangrango,jadi yang bener yang mana neh?
        2. apakah ada yang tau tentang riwayat guriang7,dimanakah beliau dan siapa 1 persatu nama aslinya
        3.pernahkah mendengar riwayat sangguriang nagih janji bandung kelem sumedang jaya? kira kira apa maknanya?
        4. jadi sebenarnya banten sama cirebon adalah turunan siliwangi? kira kira jika anda turunan asli siliwangi taugak apasih hakekat sebagai alasan dari penyerangan banten hassanudin dan maulana yusuf menyerang pajajaran/apakah karena agama/kekuasaan,dan kenapa leluhur sendiri diserang????
        5.pajajaran anyar menurut kalian sendiri yang merasa turunan apa maknanya?

        dan percayakah anda dengan reinkarnasi/manitis, jika percaya kira kira sri aji jayabaya menitis 3 x kesiapa saja,karena patut dicermati brawijaya dan mundingwangi adalah titisan pertama dan ke2,nah loh yg 3 kira kira siapa?
        lalu adakahkalian tau tentang siliwangi 9,yang diawali sri aji ciung wanarah-siliwangi 8 suryakencana……

        mohon babarannya
        mun ngelmu kudu jelas landasannana supaya teujadi pinter kabalinger,mun teu apal asal usulna ulah sok wawani ngababarkeun, silih asah sing baraleg ngasah sagala sesuatuna kudu make llmu landasan nu bener jadina teu kabalinger ,silih asuh ngasuhna sing baleg ulah kalahkah lain nyaaangan poe nuaya,kudu asih kasasama ulah neuleu saha turunanaa saha timana boga naon bisa naon,
        sok saha nu tiasa ngababarkeun…….kudu jembar hate,ulah rumasa turunan maung langsung ego muncul,panas
        tembongkeun jiwa menak asli,nu ngarti nawangi nusajati…..
        sima wiwaha

      2. saya senang dengan komentar akang tetapi sebaiknya akang bisa membuat tulisan yang menjelaskan itu semua berdasarkan pengalaman akang. jadi bisa ketemu titik temunya, nah ini yang namanya adu ilmu pengetahuan karena saya merasakan ilmu dan pengalaman akang lebih dari kami terutama saya. Nuhun

  9. assalamualaikum
    menangis sendiri sepi dalam keramaian

    saya lagi menelusuri salaka domas yng konon dipegang mundingwangi ,salaka domas dijaga guriang 7, …sebenarnya salaka domas sendiri mustika atau apa? guriang tujuh yang konon ada di jabaning langit alias di kerjaan langit sebenarnya namanya siapa saja?….Karena saya yakin ada hubungannya dengan makna sangguriang nagih janji bandung kelem sumedang jaya yang akan menjurus ke pajajaran anyar……..

    maaf kalau saya lancang tanpa permisi masuk rumah kiruddabby….
    ini menjadi hal kepenasaran saya entah tujuannya apa yang pasti saya bingung dengan hal hal itu….
    salam hormat :raja phandita

  10. Salam kenal,sungguh terharu dari cerita singkat diatas…semoga prinsip “Willing to suffer for the sake of the happiness of the others” selalu tertanam dalam benak diri saya pribadi tanpa lupa akan rasa syukur kepada sang Khalik…

  11. Hmmm…
    Cukup Menarik….
    Hanya sumber cerita tsb dari mana
    Apa ada di daun lontar atau fongeng dari mulut ke mulut…..dg berbagai bumbu….

    Pajajaran Anyar di depan mata…tp masalahna loba urang pajajaran nu ngamenak…jeung menakna ti penjajah deui….. Menak nu asli loba nu ngarana teu pakai Rd. Jeung loba nu teu apal. Loba Nu Ngaku…Jeung hanya ngejar harta dunia.

    Teu Apal sajatina pajajaran…..

  12. Itu mah biasa aza banyak baca buku jadi bnyak tau yg di baca, sejarah ter utama mngkin dia hobby. Di rangkai di padukan dr sekian sumber buku jadi bhn baca an untuk dongeng pengisi waktu luang.

  13. Sampurasuuunnn.
    Kang saya tohari. Urg lewidamar. Min info relevansi nya dgn sasana arca dimas yg ada di banten . Apakah itu peninggalan.mending wangi؟ nuhun.. bisa diinfo ke.wSap 0818209710

Tinggalkan Balasan ke Reza Razu Batalkan balasan