Puasa Dan Potensi Makanan Jajanan Khas Indonesia

Hari ini tepat setengah bulan umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam berlomba-lomba meningkatkan kualitas keimanannya dengan mengikuti banyak acara keagamaan yang marak sepanjang bulan ini. Maraknya kegiatan keagamaan tersebut diikuti oleh maraknya makanan jajanan khas Indonesia yang diperdagangkan sebagai makanan pembuka puasa.

Ada beberapa makanan jajanan yang sudah dikenal tetapi ada juga makanan jajanan khas daerah yang selama ini kurang dikenal namanya. Makanan jajanan seperti ini biasanya banyak dicari dan diminati oleh konsumen karena selain memenuhi keingintahuan juga dapat menambah wawasan pengetahuan tentang jenis makanan yang sudah sejak lama ada. Hanya saja selama ini belum banyak dipublikasikan oleh media.

Sayangnya makanan jajanan khas daerah hanya dikenal pada saat bulan puasa saja. Padahal banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh bangsa Indonesia dan mendapatkan tempat yang sejajar dengan makanan non Indonesia. Makanan dan minuman seperti kolak, es timun suri, onde-onde, bala-bala, cimplung, Nagasari, Jongkong, ongol, biji salak, bika ambon dan lain-lain.

Berikut saya akan menampilkan beberapa makanan jajanan khas daerah berdasarkan penggunaan bahan baku lokal :

1. Bala-bala, makanan jajanan khas Jawa Barat yang menggunakan 80 % tepung tapioka (singkong) dan dicampur dengan tepung terigu.

bala-bala (hellbellscb175.multiply.com)

2. Cimplung, makanan jajanan khas berbuka puasa di daerah Tulung Agung yang menggunakan 80% Singkong dan dicampur dengan tepung terigu.

cimplung (blogs.unpad.ac.id)

3. Nagasari, makanan jajanan yang menggunakan 70% tepung tapioka (singkong) dan dicampur dengan tepung Maizena (jagung).

nagasari (yusdinar.blogspot.com)

4. Jongkong, makanan jajajan yang menggunakan 50 % tepung tapioka (singkong) dan 50 % berasal dari tepung beras.

jongkong (femina-online.com)

5. Ongol-ongol, makanan jajanan yang menggunakan 65 % tepung tapioka (singkong) dan dicampur dengan tepung terigu.

ongol-ongol (niscayasegera.blogspot.com)

6. Awug, makanan jajanan yang menggunakan 100 % tepung tapioka (singkong).

awug (rinaldimunir.wordpress.com)

7. Biji Salak, makanan jajanan yang menggunakan 100 % tepung tapioka (singkong).

biji salak (ummurifqi.wordpress.com)

8. Bika Ambon, makanan jajanan yang menggunakan 35 % tepung tapioka (singkong) walaupun komponen utamanya adaah tepung sagu.

bika ambon (exhausted08.wordpress.com)

9. Dan masih banyak lagi makanan jajanan khas Indonesia yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan tepung tapioka, beras, sagu dan jagung. Seperti onde-onde, combro, colenak dan lain-lain.

Selain itu ada beberapa jenis makanan yang biasa disajikan pada saat Lebaran seperti dodol, wajik, kue kering dan sebagainya. Hal ini menandakan betapa besar potensi dan kayanya jenis makanan khas bangsa Indonesia yang perlu dipikirkan bagaimana mengembangkan, memperkenalkan dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

Beberapa kali saya mengadakan pertemuan (kopdar) dengan beberapa komunitas blogging di beberapa kafe, kantin atau food court tetapi sangat jarang disajikan makanan khas indonesia yang bisa disajikan sebagai makanan menemani obrolan seperti gorengan tahu, pisang, bala-bala, bakwan udang, onde-onde, kue putu atau makanan yang mudah dan siap saji. Kebanyakan makanan yang berasal dari luar modifikasi lokal seperti donat, kentang goreng, hamburger dan sebagainya dimana sebagian besar bahan bakunya menggunakan bahan baku impor terutama tepung terigu.

Dari puasa bulan Ramadhan ini, sudah saatnya makanan jajanan tersebut bukan hanya sekedar tempelan atau latah-latahan setahun sekali yang disajikan sebagai makanan pembuka pada bulan Ramadhan saja tetapi terus dimanfaatkan dan dinikmati sepanjang tahun dan bukan makanan setahun sekali. Dan semua ini menjadi tanggung jawab kita bersama bukan hanya tugas ahli kuliner, gizi, departemen terkait. Mari mulai saat ini kita harus bangga mengkonsumsi makanan jajanan khas Indonesia karena secara tidak langsung membantu peningkatan penggunaan bahan baku lokal seperti singkong, sagu, jagung, ubi jalar dan jagung.